Jumat, 15 November 2013

PEMBELAJARAN KONSUMEN

A.       Pengertian Pembelajaran
       Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi
       sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran konsumen adalah suatu perubahan
       dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Konsumen
       akan bertingkah laku dengan apa yang dia rasakan di waktu sebelumnya.

B.        Teori Pembelajaran
1.     Teori  Pengkondisian Klasik
Suatu teori pembelajaran keperilakuan dimana suatu stimulus dipasangkan dengan stimulus lain menunjukkan respons yang sudah diketahui dan dimanfaatkan untuk mendapatkan respon sama ketika digunakan sendiri.

2.     Teori Humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain, siswa telah mampu mencapai aktualisasi diri secara optimal. Teori humanistik cenderung bersifat eklektik, maksudnya teori ini dapat memanfaatkan teori apa saja asal tujuannya tercapai.


3.     Pengkondisian Operan
Suatu teori keperilakuan berdasarkan pada suatu proses trial-and-error, dengan kebiasaan dipaksakan sebagai hasil dari pengalaman positif (reinforcement) yang didapatkan dari respons atau perilaku tertentu.

4.     Pembelajaran sosial
Pengkondisian klasik dipandang sebagai pembelajaran atas asosiasi-asosiasi di antara berbagai peristiwa yang memungkinkan organisme mengantisipasi dan merepresentasikan lingkungannya. Dari titik pandang ini, pengkondisian klasik bukan merupakan tindakan refleksif, tetapi lebih ke akuisisi pengetahuan baru.

C.       Ilustrasi Teori Pembelajaran
1.     Ilustrasi dari classical conditioning(membiasakan)
- Pavlov àeksperimen terhadap anjing
- Membiasakan sesuatu kepada konsumen sehingga ada stimulus

        2.     Ilustrasi dari instrumental conditioning(belajar dari kesalahan)
        - Jika suatu stimulus yang diberikan mendapat respon negative atas
                pengalamannya dimasa lalu maka konsumen tidak akan menerima stimulus
                tersebut untuk masa akan datang (belajar dari kesalahan)


         3.     Ilustrasi dari cognitive learning
        - konsumen berprilaku menyelesaikan masalah
        - Masalah tersebut diselesaikan dengan cara mencari informasi berbagai produk
                yang mungkin menyelesaikan masalah yang di hadapi.

         4.     Ilustrasi pembelajaran pasif
        - penerapannya pada media sebagai sarana memasang iklan (produk dengan tingkat
                keterlibatan rendah.
        - Sebaiknya iklan menampilkan sisi lain tidak bersifat informasional tetapi berupa
                 symbol-simbol dan penimbulan kesan dalam penyampaian pesan terhadap
                 konsumen

D.       Relevansi Pengaruh Perilaku dan Cognitive Learning pada Pemasaran
Pendekatan perilaku mungkin akan sangat cocok untuk kondisi yang aktivitas kognitifnya (pengenalan masalah, pencarian informasi yang ekstensif, evaluasi alternatif, mengambil keputusan dan mengevaluais keputusan pembelian) adalah minimal. Pendekatan perilaku akan cocok untuk konsumen yang tidak begitu terlibat dalam pembelian produk. Mungkin mereka akan merasa membuang-buang waktu untuk mencari infomasi yang berhubungan dengan pembelian pasta gigi, sabun mandi, dan lain-lain.
Teori pembelajaran kognitif lebih relevan untuk produk yang penting dan memerlukan keterlibatan tinggi.

E.        Loyalitas Konsumen
Menurut Tjiptono (2000 : 110) loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif dalam pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi dari kepuasan dan keluhan. Sedangkan kepuasan pelanggan tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk menimbulkan kepuasan tersebut dengan meminimalkan keluhan sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan oleh konsumen.
Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang menjaga kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya. Pelanggan yang setia adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan pelayanan tertentu, sehingga mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas “kesetiaan” mereka pada produk-produk lain buatan produsen yang sama. Dan pada akhirnya mereka adalah konsumen yang setia pada produsen atau perusahaan tertentu untuk selamanya. Philip Kotler (2001) menyatakan bahwa loyalitas tinggi adalah pelanggan yang melakukan pembelian dengan prosentasi makin meningkat pada perusahaan tertentu daripada perusahaan lain.Dalam upaya untuk mempertahankan pelanggan harus mendapatkan prioritas yang lebih besar dibandingkan untuk mendapatkan pelanggan baru. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan berdasarkan kepuasan murni dan terus-menerus merupakan salah satu aset terbesar yang mungkin didapat oleh perusahaan.


F.        Pembelajaran Vicarious
Pembelajaran Vicarious (Pencontohan) menyangkut pembelajaran melalui observasi, yang memadukan aspek – aspek dari teori pembelajaran kognitif dan perilaku. Pembelajaran Vicarious merujuk pada suatu proses yang berusaha mengubah perilaku dengan meminta individu mengamati tindakan orang lain.
Jadi, produsen akan merasa puas ketika ia mengamati disekitarny (konsumen) merasa puas atas produk yang dihasilkan.

G.       Pertanyaan dan kajian diskusi
Ketika kita mempertahankan loyalitas konsumen, apakah didalamnya terdapat faktor pembelajaran vicarious ?


Sumber referensi :





Tidak ada komentar:

Posting Komentar