Rabu, 02 April 2014

Konsep penalaran ilmiah dalam kaitannya dengan penulisan ilmiah


1.      Pengertian penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera  manusia, yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian yang biasa disebut pengamatan empirik. Dengan kata lain, penalaran berarti sebagian hasil dari cara kita berfikir manusia, penalaran biasanya berhubungan dengan logika.

2.      Prinsip dan Unsur Penalaran
Penulisan Ilmiah mengemukakan suatu karya tulis yang disusun oleh seorang penulis yang didasarkan dari hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Definisi yang lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah suatu laporan tertulis dan dipublikasi oleh seseorang  yang telah melakukan penelitian atau pengkajian ,dan memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah dilakukannya, yang memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.Penulisan ilmiah memiliki syarat, yaitu:

·        Isi kajian penulisan ilmiah berada pada ruang lingkup pengetahuan ilmiah.
·        Langkah dalam pengerjaan penulisan ilmiah menggunakan metode ilmiah.
·        Sosok tampilan penulisan ilmiah telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.

3.      Jenis Penalaran
Menurut prosesnya, penalaran dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.      Penalaran induktif
Secara formal dapat dikatakan bahwa induksi adalah proses penalran untuk sampai pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksi dapat dibedakan :

1)     Generalisasi Ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
2)     Analogi, Analogi disini adalah suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial yang bersamaan.
3)     Hubungan sebab akibat, Penalaran dari sebab ke akibat mulai dari pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui. Berdasarkan itu, kita menarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan.

b.      Penalaran deduktif
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, atau teori yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala. Berdasarkan prinsip umum itu, ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagiuan dari hal atau gejala itu. jadi, penalaran deduktif bergerak dari hal atau gejala yang umum menuju pada gejala yang khusus.

4.      Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Sesederhana apapun, suatu karangan akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang itu sendiri. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan tersebut.
Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:

a.      Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antarbagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.

b.      Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu.Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup karangan ilmiah.

c.      Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.

d.      Aspek teknik penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.

e.      Aspek bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut?
Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita).
susunan kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa yang panjang.




Sumber :
WIKIPEDIA. 2014. “penalaran“. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran/
BUDIMAN, DEWAN ARIF. 2013. “kemampuan penalaran”. Dalam http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/21/-kemampuan-penalaran-603476.html
PRAYOGI, ARYO. 2011.”penulisan ilmiah”. dalam
ARFANART. 2014.”konsep penalaran dan kaitannya dengan penulisan ilmiah”. Dalam
WARTAWARGA. 2010.”penalaran dalam proses penulisan ilmiah 2”. Dalam
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/penalaran-dalam-proses-penulisan-ilmiah-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar