1.
Pengertian
penalaran
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
manusia, yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian yang biasa disebut
pengamatan empirik. Dengan kata lain, penalaran berarti sebagian hasil dari
cara kita berfikir manusia, penalaran biasanya berhubungan dengan logika.
2.
Prinsip dan Unsur Penalaran
Penulisan Ilmiah mengemukakan suatu
karya tulis yang disusun oleh seorang penulis yang didasarkan dari hasil-hasil
penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Definisi yang lain dikatakan bahwa
karya ilmiah (scientific paper) adalah suatu laporan tertulis dan dipublikasi
oleh seseorang yang telah melakukan penelitian atau pengkajian ,dan
memaparkan hasil dari penelitian atau pengkajian yang telah dilakukannya, yang
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.Penulisan ilmiah memiliki syarat, yaitu:
·
Isi kajian penulisan ilmiah berada
pada ruang lingkup pengetahuan ilmiah.
·
Langkah dalam pengerjaan penulisan
ilmiah menggunakan metode ilmiah.
·
Sosok tampilan penulisan ilmiah
telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
3.
Jenis Penalaran
Menurut prosesnya, penalaran
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Penalaran induktif
Secara formal dapat dikatakan bahwa induksi adalah proses
penalran untuk sampai pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat
umum dan khusus, beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksi dapat dibedakan :
Proses induksi dapat dibedakan :
1)
Generalisasi Ialah proses penalaran
berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik
kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa.
2)
Analogi, Analogi disini adalah suatu
proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus
berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial
yang bersamaan.
3)
Hubungan sebab akibat, Penalaran
dari sebab ke akibat mulai dari pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui.
Berdasarkan itu, kita menarik kesimpulan mengenai akibat yang mungkin
ditimbulkan.
b.
Penalaran deduktif
Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, atau
teori yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala. Berdasarkan prinsip umum
itu, ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagiuan
dari hal atau gejala itu. jadi, penalaran deduktif bergerak dari hal atau
gejala yang umum menuju pada gejala yang khusus.
4.
Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Sesederhana apapun, suatu karangan
akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang itu sendiri. Penalaran itu akan
tampak dalam pola pikir penyusuan karangan tersebut.
Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:
Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek tersebut adalah:
a.
Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antarbagian yang satu
dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan
ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar
belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan.
Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus
berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
b.
Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus
didahulukan/ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang
bersifat pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir
tertentu.Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum.
Landasan teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk
membahas. Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di
akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup
karangan ilmiah.
c.
Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta,
analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal
yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan
argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan),
pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen
yang lengkap dan mendalam.
d.
Aspek teknik penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah
digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola
penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu
pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak
yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah.
e.
Aspek bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut?
Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan
ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar
keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita).
Beberapa ciri bahasa ilmiah: kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri (saya, kami, kita).
susunan kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan
klausa-klausa yang panjang.
Sumber
:
WIKIPEDIA.
2014. “penalaran“. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran/
BUDIMAN, DEWAN ARIF. 2013. “kemampuan
penalaran”. Dalam http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/21/-kemampuan-penalaran-603476.html
PRAYOGI, ARYO. 2011.”penulisan
ilmiah”. dalam
ARFANART. 2014.”konsep penalaran dan
kaitannya dengan penulisan ilmiah”. Dalam
WARTAWARGA. 2010.”penalaran dalam
proses penulisan ilmiah 2”. Dalam
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/penalaran-dalam-proses-penulisan-ilmiah-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar