1.
Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses
ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis
dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam prediksi yang dibuat berdasarkan
hipotesis tersebut kemudian diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu
hipotesis lolos uji berkali-kali, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu
teori ilmiah.
Penelitian ilmiah berfokus pada
metode yang kokoh untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data,
menganalisis data dan menarik kesimpulan yang valid. Penelitian ilmiah bersifat
lebih obyektif karena tidak berdasarkan pada perasaan, pengalaman dan intuisi
peneliti semata yang bersifat subyektif. Penelitian iliah melibatkan theory
construction dan theory verification.konstruksi teori yang akan digunakan untuk
mengembangkan suatu hipotesis yang relevan dengan struktur teorinya.
Selanjutnya dengan menggunakan fakta, maka hipotesis tersebut diuji secara
empiris.
2.
Karakterisasi
Penelitian Ilmiah
Metode ilmiah bergantung pada
karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam proses karakterisasi,
ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan yang dimiliki oleh
subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat melibatkan proses
penentuan (definisi) dan pengamatan-pengamatan yang dimaksud seringkali
memerlukan pengukuran dan perhitungan yang cermat. Proses pengukuran dapat
dilakukan terhadap objek yang tidak dapat diakses atau dimanipulasi seperti bintang
atau populasi manusia. Hasil pengukuran secara ilmiah biasanya ditabulasikan
dalam table. Digambarkan dalam bentuk grafik atau dipetakan dan diproses dengan
penghitungan statistika seperti korelasi dan regresi.
Umumnya terdapat empat karakteristik
penelitian ilmiah :
a.
Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan
secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kompleks.
b.
Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal
dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut
prosedur atau kaidah bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang
dipakai bias dengan prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus), atau prosedur deduktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari
pernyataan yang bersifat umum.
a.
Empirik
Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman
sehari-hari, yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat
sebagai hasil penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
1)
Hal-hal empirik selalu memiliki
persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain).
2)
Hal-hal empirik selalu berubah-ubah
sesuai dengan waktu.
3)
Hal-hal empirik tidak bisa secara
kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
b.
Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji
kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan
dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif,
penyusunan definisi operasional variable menjadi langkah penting bagi seorang
peneliti.
3.
Langkah-Langkah
metode ilmiah
Langkah-langkah yang terdapat pada
metode ilmiah antara lain:
1.
Memilih dan mendefinisikan masalah
2.
Survey terhadap data yang tersedia
3.
Memformulasikan hipotesa
4.
Membangun kerangka analisa serta
alat-alat dalam menguji hipotesa
5.
Mengumpulkan data primer
6.
Mengolah, menganalisa serta membuat
interpretasi
7.
Membuat generalisasi dan kesimpulan
8.
Membuat laporan
Pelaksanaan metode ini meliputi enam
tahap, yaitu :
1.
Merumuskan masalah.
2.
Mengumpulkan keterangan, yaitu
segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering juga
disebut mengkaji teori atau kajian pustaka.
3.
Menyusun hipotesis yang merupakan
kesimpulan sementara yang berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh
selama observasi atau telaah pustaka.
4.
Menguji hipotesis dengan melakukan
percobaan atau penelitian.
5.
Mengolah data (hasil) percobaan
dengan menggunakan metode statistic untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil
penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidk dipengaruhi
subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal.
6.
Menguji kesimpulan untuk meyakinkan
kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan dan perlu juga dilakukan uji ulang.
Apabila hasil uji mendukung hipotesis, maka hipotesis itu bias menjadi kaidah
(hukum) dan bahkan menjadi teori.
4.
Tujuan
Mempelajari Metode Ilmiah
a.
Untuk
meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan
maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
b.
Untuk
mengorganisasikan fakta
c.
Merupakan
suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis.
d.
Untuk
mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data
yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
e.
Mendapatkan
pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan
yang dapat diandalkan.
5.
Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah adalah suatu sikap yang
menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar yang tidak mengenal putus
asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. Sikap ilmiah ini juga harus ada
pada diri Anda ketika menyusun buku ilmiah. Kebiasaan-kebiasaan yang
bertentangan dengan sikap ilmiah harus Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap
menonjolkan diri dan tidak menghargai pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah
putus asa, sikap skeptis dan tak acuh terhadap masalah yang dihadapi.
Sikap Ilmiah Seorang Peneliti
Sikap ilmiah harus dimiliki seorang
peneliti, adalah sebagai berikut :
a.
Rasa Ingin
Tahu yang Tinggi
Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap objek yang terdapat di lingkungannya (peduli terhadap lingkungannya).
Seorang peneliti harus selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap objek yang terdapat di lingkungannya (peduli terhadap lingkungannya).
b.
Jujur
Seorang peneliti harus dapat menerima apa pun hasil penelitiannya, dan tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
Seorang peneliti harus dapat menerima apa pun hasil penelitiannya, dan tidak boleh mengubah data hasil penelitiannya.
c.
Objektif
Seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada.
Seorang peneliti dalam mengemukakan hasil penelitiannya tidak boleh dipengaruhi oleh perasaan pribadinya, tetapi harus berdasarkan kenyataan (fakta) yang ada.
d.
Berpikir
secara Terbuka
Seorang peneliti mau menerima kritik dari orang lain, dan mendengarkan pendapat orang lain.
Seorang peneliti mau menerima kritik dari orang lain, dan mendengarkan pendapat orang lain.
e.
Memiliki
Kepedulian
Seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti yang baru.
Seorang peneliti mau mengubah pandangannya ketika menemukan bukti yang baru.
f.
Teliti
Seorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh melakukan kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
Seorang peneliti dalam melakukan penelitian harus teliti dan tidak boleh melakukan kesalahan, karena dapat mempengaruhi hasil penelitiannya.
g.
Tekun
Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi masalah dalam penelitiannya.
Seorang peneliti harus tekun dan tidak mudah putus asa jika menghadapi masalah dalam penelitiannya.
h.
Berani dan
Santun
Seorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.
Seorang peneliti harus berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.
Sumber
:
JUANDESMAVO.2012.”pengertian metode
ilmiah”. Dalam
RARARIRUREROO.2013.”metode ilmiah,
definisi tujuan, langkah-langkah”. Dalam
SISKA.2012.”pengertian sikap ilmiah
dan metode ilmiah”. Dalam
NATALIA, GHITA.2012.”sikap ilmiah”. Dalam
http://ghitanatalia.blogspot.com/2012/11/sikap-ilmiah.html
WARTAWARGA.2010.”apa itu sikap
ilmiah”. Dalam
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/apa-itu-sikap-ilmiah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar