1.
Pengertian
Metode Menurut Para Ahli
Secara etimologis, metode berasal
dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode
adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
Sehingga dua hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi Metode menurut para ahli:
Berikut ini adalah pengertian dan definisi Metode menurut para ahli:
a.
Almadk (1939)
Metode adalah cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
b.
Max Siporin
(1975)
Metode adalah sebuah orientasi aktifitas
yg mengarah kepada persyaratan tugas-tugas dan tujuan-tujuan nyata.
c.
Rosdy Ruslan
(2003:24)
Metode merupakan kegiatan ilmiah yang
berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau
objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
d.
Kamus Bahasa
Indonesia
Metode adalah cara kerja yg bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan.
e.
Depatemen Sosial
RI
Metode adalah cara teratur yg digunakan
utk melaksanakan pekerjaan agar tercapai hasil sesuai dgn yg diharapkan.
2.
Pengertian
Metode ilmiah
Metode ilmiah adalah suatu pendekatan
sistematis dalam mencari ilmu pengetahuan (atau menjawab pertanyaan penelitian)
yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu dimulai dengan melakukan observasi
terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan formulasi masalah
berdasarkan observasi tadi, menyusun hipotesis, melakukan penelitian untuk
menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.
Kriteria
Metode Ilmiah dapat di lihat dari beberapa faktor :
a.
Berdasarkan
fakta
Keterangan-keterangan yang ingin
diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa
haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian
didasar-kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
b.
Bebas dari
prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat
bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu
fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang
objektif.
c.
Menggunakan
prinsip analisa
Dalam memahami serta member! arti
terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah
harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang
logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
d.
Menggunakan
hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus
dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada
untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang
ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan
tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran
peneliti.
e.
Menggunakan
ukuran obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus
dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa
atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara
objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
f.
Menggunakan
teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran
kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang
tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm,
kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh
sebatang rokok, dan sebagainya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan
menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
g.
Tujuan Metode
Ilmiah
Tujan metode ilmiah adalah untuk
mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga menjadi
pengetahuan yang dapat diandalkan.
3.
Pemakaian Metode
Ilmiah untuk Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Ilmiah
Rumusan pertanyaan penelitian adalah
salah satu persoalan mendasar dan menjadi bagian penting dalam penelitian.
Karena, kualitas penelitian sangat ditentukan oleh bobot atau kualitas
pertanyaan yang diajukan. Tetapi kenyataannya masih terdapat banyak persoalan
terkait rumusan pertanyaan penelitian.
Ada
banyak pertanyaan tidak jelas dan tidak layak yang diajukan sebagai pertanyaan
penelitian. Terkesan tidak menarik, sehingga membuat orang tidak tertarik
membacanya. Bagaimana pun menariknya, tema atau topik yang akan diteliti, jika
pertanyaannya tidak dirumuskan dengan baik, penelitian tersebut tidak
menarik minat orang untuk membacanya. Padahal, salah satu syarat penelitian
yang baik adalah memberikan nilai guna, baik secara teoretik maupun praktis.
Syarat
Pertanyaan Penelitian
Pada
hakikatnya pertanyaan penelitian dirumuskan dengan melihat kesenjangan yang
terjadi antara:
1.
Apa yang seharusnya terjadi (prescriptive) dan yang sebenarnya terjadi (descriptive)
2.
Apa yang diperlukan (what is needed) dan apa yang tersedia (what is available)
3.
Apa yang diharapkan (what is expected) dan apa yang dicapai (what is achieved)
Pertanyaan
penelitian selalu diawali dengan munculnya masalah yang sering disebut sebagai
fenomena atau gejala tertentu. Tetapi tidak semua masalah bisa diajukan sebagai
masalah penelitian. Ada syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa
diangkat sebagai masalah penelitian. Berdasarkan kajian referensi buku-buku
metodologi peneltian, setidaknya terdapat tujuh syarat yang harus dipenuhi,
yaitu:
1)
Tersedia
data atau informasi untuk menjawabnya,
2)
Data
atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara,
observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes,
3)
Memenuhi
persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state
of the arts),
4)
Memberikan
sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
5)
Menyangkut
isu kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi,
6)
Masalah
tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum
diketahui masyarakat luas, dan
7)
Masalah
itu diajukan dalam batas minat (bidang studi) dan kemampuan
peneliti.
Untuk
mencapai maksud tersebut di atas, peneliti perlu melakukan pertanyaan reflektif
sebagai pemandu. Menurut Raco (2010: 98-99), ada beberapa pertanyaan awal untuk
dijawab sebagai berikut:
1)
Mengapa
masalah tersebut penting untuk diangkat,
2)
Bagaimana kondisi sosial di sekitar peristiwa,
fakta atau gejala yang akan diteliti,
3)
Proses
apa yang sebenarnya terjadi di sekitar peristiwa tersebut,
4)
Perkembanghan
atau pergeseran apa yang sedang berlangsung pada waktu peristiwa terjadi, dan
5)
Apa
manfaat penelitian tersebut baik bagi pengembangan ilmu pengetahun dan
masyarakat secara luas di masa yang akan datang.
Dilihat
dari jenis pertanyaannya, para ahli metodologi penelitian seperti Marshall
& Rossman (2006), dan Creswell (2007: 107) setidaknya membaginya menjadi
tiga macam pertanyaan, yaitu:
1)
Deskriptif (yakni mendeskripsikan fenomena
atau gejala yang diteliti apa adanya), dengan menggunakan kata tanya ‘apa’.
Lazimnya diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
2)
Eksploratoris (yakni untuk memahami gejala atau
fenomena secara mendalam), dengan menggunakan kata tanya “bagaimana”. Lazimnya
diajukan untuk pertanyaan penelitian kualitatif.
3)
Eksplanatoris (yakni untuk menjelaskan
pola-pola yang terjadi terkait dengan fenomena yang dikaji, dengan mengajukan
pertanyaan ‘apa ada hubungan atau korelasi, pengaruh antara faktor X dan Y).
Lazimnya untuk pertanyaan penelitian kuantitatif.
Contoh
untuk masing-masing pertanyaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Pertanyaan deskriptif: Apa aja
strategi yang dipakai Kepala Sekolah dalam memajukan sekolah yang dipimpinnya?
2)
Pertanyaan eksploratif : Bagaimana
model kepemimpinan Kepala Sekolah tersebut dalam upaya memajukan sekolah?
3)
Pertanyaan eksplanatif: Bagaimana
pengaruh model kepemimpinan otoriter terhadap kepatuhan staf?
Sumber :
CARAPEDIA.”pengertian
definisi metode menurut para ahli”. Dalam
WESLY,
CANDRA.2012.”pengertian dan definisi metode menurut ahli”. Dalam
GOOGLE.”tulisan
ilmiah”. Dalam https://sites.google.com/site/tulisanilmiah/metode-ilmiah.
SANTOSO,
MAMANK BERBUDI.2013.”kriteria metode ilmiah”. Dalam
WORDPRESS.2011.”kriteria
metode ilmiah”. Dalam
RAHARDJO,
MUDJIA.2011.”merumuskan pertanyaan penelitian”. Dalam
http://mudjiarahardjo.uin-malang.ac.id/materi-kuliah/283-merumuskan-pertanyaan-penelitian.html.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar