LAPORAN ILMIAH DAN CONTOH LAPORAN ILMIAH
· PENGERTIAN
LAPORAN
Laporan
merupakan karya tulis yang dibuat seseorang setelah melakuakan kegiatan yang
ditugaskan kepadanya sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang
memberi tugas. Yang dilaporkan adalah fakta yang menyangkut semua akses
kegiatan.
· FUNGSI LAPORAN
1. Sebagai pertanggungjawaban dari pihak yang diberi tugas.
2. Sebagai landasan bagi pemimpin untuk menentukan
kebijakan.
3. Sebagai dokumen yang bisa dijadikan bahan studi.
4. Sebagai sumber pengalaman dan pembelajaran bagi orang
lain.
·
KRITERIA
PENULISAN LAPORAN LENGKAP SEBAGAI BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN:
1. Yang dilaporkan
menarik karena aktual dan lengkap.
2. Laporan bersifat
objektif.
3. Disusun secara
sistematis.
4. Argumentatif.
5. Bahasa yang
digunakan mudah dipahami dan resmi.
·
SISTEMATIS
LAPORAN ILMIAH
Bagian awal, terdiri atas :
- Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota penyusunan, dan tahun
- Halaman pengesahan (jika perlu)
- Halaman motto/semboyan (jika perlu)
- Halaman persembahan (jika perlu)
- Prakata;
- Daftar isi;
- Daftar tabel (jika ada)
- Daftar grafik (jika ada)
- Daftar gambar (jika ada)
- Abstak : uraian singkat tentang isi laporan
Bagian Isi, terdiri atas:
- Bab I Pendahuluan berisi tentang: Latar belakang, Identitas masalah, Pembatasan masalah, Rumusan masalah, Tujuan dan manfaat
- Bab II : Kajian Pustaka
- Bab III : Metode
- Bab IV : Pembahasan
- Bab V : Penutup
Bagian Akhir, terdiri atas
- Daftar Pustaka
- Daftar Lampiran
- Indeks : Daftar istilah
contoh laporan ilmiah tentang lumut
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lumut merupakan tumbuhan darat
sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup
di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.). Pada lumut,
akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan
Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan
antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus
(Kormofita).Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh
di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil.
Lumut merupakan tumbuhan kecil,
lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya
menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pelopor,
yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi
karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional
menggabungkan pula lumut hati ke dalam Bryophyta.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Penulis membatasi laporan ini
seputar :
·
Tumbuhan Lumut
·
Perkembangan dan pertumbuhan lumut
·
Pengaruh pemberian cahaya pada
tumbuhan lumut
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan laporan ini :
·
Untuk membuktikan perbedaan
kecepatan pertumbuhan tumbuhan lumut
·
Untuk menambah wawasan pengetahuan
tentang makhluk hidup.
·
Untuk mengetahui dan lebih mengenal
tentang tumbuhan lumut.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
·
Dapat menentukan habitat tumbuhan
lumut
·
Dapat mendeskripsikan proses
pertumbuhan tanaman lumut.
·
Dapat menganalisis masalah yang
terjadi pada proses pertumbuhan.
·
Dapat memahami keanekaragaman
hayati.
·
Dapat mengembangkan potensi usaha
dari kerajinan tumbuhan lumut.
1.5 METODE PENULISAN
Dalam pembuatan laporan ini
dilakukan dengan cara :
·
Metode observasi.
·
Membaca beberapa buku di
perpustakaan sekolah.
·
Mengumpulkan data dari internet.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan teori yang ada, beberapa
jenis lumut memiliki ruang lingkup kehidupan yang luas, namun beberapa hanya
berada pada habitat khusus. Secara umum lumut tidak dapat tumbuh pada habitat
kering, kebanyakan hidup pada tempat yang kelembabannya tinggi, dan teduh. Jika
dikaji secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa kebanyakan lumut
memiliki range ekologi yang agak sempit dan terbatas sehingga
tumbuhan lumut mempunyai nilai penting yang cukup besar sebagai indikator
habitat tertentu. Faktor biotik yang mempengaruhi kehidupan tumbuhan lumut
adalah menyangkut masalah kompetisi diantara tumbuhan lumut itu sendiri, baik
untuk mendapatkan makanan maupun untuk tempat hidupnya. Sedangkan faktor
abiotiknya meliputi :
·
Faktor
cahaya, Umumnya tumbuhan normal
membutuhkan 500 – 1300 lux intensitas cahaya. ( yang akan menjadi bahan
percobaan dengan menggunakan sinar matahari )
·
Faktor temperature
·
Faktor Air
Intensitas penghisapan air
tergantung pada kandungan air tiap – tiap tumbuhan. Adaptasi tumbuhan lumut
dalam pengambilan air :
- Endohydric species, air yang diambil berasal dari substrat dan kemudian dihantarkan secara internal ke organ daun atau permukaan evaporasi lainnya (sifat permukaan dari tumbuhan adalah water rapellent/penolak). Umumnya hidup pada substrat yang kaya nutrien, tempat basah, dan poreus (berpori). Contoh : Polytricaceae, Mniaceae,Marchantiaceae, dsb.
- Ektohydric species, Air mudah diabsorbsi dan hilang melalui segala permukaan tubuh. Sifat karakteristiknya adalah semua bagian tubuhnya dapat menghisap dan menyimpan air dari udara. Contoh : Grimiaceae, Orthitricaceae, lumut hati berdaun, dsb.
- Faktor angin
- Faktor edafik, meliputi tanah, humus, dan batuan. Karena lumut hidup umumnya di atas batuan dan tanah yang berhumus, jadi lumut dikatakan bersifat saprofit.
2.2 RUMUSAN HIPOTESIS
Keberadaan tumbuhan lumut disuatu
tempat selalu dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut
meliputi faktor biotik dan abiotik. Tumbuhan lumut jarang ditemukan yang
bersifat individu, melainkan hidup berkelompok dan mempunyai bentuk – bentuk
kehidupan khusus. Tumbuhan lumut biasanya tumbuh ditempat yang lembab dan
berair meskipun begitu lumut juga masih membutuhkan suplai sinar matahari yang
cukup, akan tetapi tumbuhan lumut kurang bisa hidup didaerah yang panas dan
gersang ditambah lagi mendapat sinar matahari secara langsung, hal ini
menyebabkan tumbuhan lumut banyak dijumpai di pinggiran sungai, selokan, maupun
pada saluran pembuangan.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian adalah suatu
hal yang penting dalam suatu penelitian ilmiah, maka penulis menyusunnya
sebagai berikut :
- Identifikasi variabel, yakni faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian. Ada beberapa variabel dalam suatu penelitian. Untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Pengamatan dilakukan terhadap variabel tersebut, dan mengukur variabel yang di pengaruhinya. Sementara itu, variabel yang lain dibuat tetap (terkontrol) untuk mengisolir fenomena yang dapat berpengaruh terhadap pengamatan tersebut. Ada pun variabelnya sebagai berikut :
- Variabel bebas, yaitu sinar cahaya matahari
- Variabel tak bebas, yaitu morfologi tumbuhan lumut (pengukuran terhadap luas dari tumbuhan lumut pada media objek)
- Variabel terkontrol, yaitu luas kayu, ember, serta volum air
- Memilih peralatan yang sesuai dengan penelitian.
- Melakukan pengamatan akurat, dalam hal ini adalah melakukan pengamatan terhadap semua objek dalam penelitian pada saat melakukan penelitian terutama pada alat dan bahan agar tujuan dari penelitian dapat dicapai. Pengamatan juga bertujuan untuk mencatat semua hal dan peristiwa yang terjadi pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan secara teliti dan akurat dalam setiap fase penelitiannya.
- Mengumpulkan data dan hasil penelitian, dalam hal ini pencatatan data harus jelas guna kelancaran penelitian. Pengumpulan data ini bertujuan untuk mengamati setiap perubahan yang terjadi.
- Mengolah dan menganalisis data, pengolahan dan penyajian data penting agar dapat menganalisis data dengan benar. Adapun hal yang harus dianalisis sebagai berikut :
- Apakah setiap data menghasilkan kurva yang mulus
- Apakah ada data diluar kurva
- Apakah data tersebut dapat diabaikan atau ada suatu alasan tertentu mengapa hal ini terjadi.
- Kesimpulan, yakni mengenai perumusan mengenai apa yang diperoleh dari suatu penelitian kualitatif.
- Membuat laporan kegiatan penelitian, yakni hasil penelitian dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk laporan kegiatan penelitian.
3.2 INSTRUMEN ALAT DAN BAHAN
Adapun alat-alat yang digunakan
dalam penelitian ini adalah :
·
Ember
·
Gayung
·
Penggaris
·
Pisau
·
Kertas hvs dan alat tulis
Adapun bahan-bahan yang digunakan
dalam penelitian ini :
·
Kayu
·
Air
3.3 JADWAL DAN LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN
1.
Menyiapkan alat-alat dan bahan untuk
melakukan penelitian
2.
Menyiapkan 2 ember untuk 2
perlakuan, ember yang digunakan harus sama
3.
Tiap-tiap ember di isi air sebanyak
100 ml agar menjaga kelembaban (tinggi air pada ember 1 cm)
4.
Masukan media pertumbuhan lumut
berupa kayu pada kedua ember dengan ukuran :Ukuran Kayu : 10 cm x 15 cm
Letakan
kedua ember pada tempat yang berbeda :
Ember A : Diletakan di dekat sumur
(tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember B : Diletakan di halaman depan
rumah (panas) dengan pencahayaan sangat terang
5.
Setelah beberapa hari lakukanlah
pengamatan terhadap kedua ember tersebut, apakah pada kedua ember tersebut
sudah tumbuh lumut
6.
Lakukan peninjauan setiap 3
hari sekali, dan catat hasilnya
7.
Apakah terdapat perbedaan
pertumbuhan yang terjadi pada kedua ember ?
8.
Catat setiap terjadi perbedaan dan
peristiwa
9.
Olah semua data yang telah
terkumpul, kemudian buatlah grafik perbandingan
10. Tariklah suatu kesimpulan
BAB
IV
DATA
DAN PEMBAHASAN
4.1 DESKRIPSI DATA
Penelitian ini berlangsung selama 21
hari, dimulai dari tanggal 7 Agustus 2011 hingga tanggal 28 Agustus 2011. Dalam
kurun waktu tersebut telah terjadi berbagai proses pertumbuhan yang
berkaitan dengan penelitian ini dan kami pun berhasil mengumpulkan data
tersebut dan mengolahnya menjadi suatu laporan ilmiah.
Adapun data yang terkumpul selama
penelitian terhadap proses pertumbuhan lumut, adalah sebagai berikut :
Dalam bentuk tabel :
NO
|
HARI KE
|
LUAS LUMUT YANG TUMBUH PADA KAYU DI EMBER
|
KETERANGAN
|
|
EMBER A
|
EMBER B
|
|||
1
|
3
|
5 Cm2
|
0 Cm2
|
Air berubah menjadi keruh
|
2
|
6
|
19 Cm2
|
6,1 Cm2
|
Kedua ember mulai ditumbuhi lumut
|
3
|
9
|
42,3 Cm2
|
14 Cm2
|
Pada ember A air berubah warna menjadi hijau pekat
|
4
|
12
|
98,8 Cm2
|
35,6 Cm2
|
Pertumbuhan lumut yang sangat cepat terjadi pada ember A
|
5
|
15
|
137 Cm2
|
33,2 Cm2
|
Pada ember B kayu menjadi keropos
|
6
|
18
|
150 Cm2
|
42,8 Cm2
|
Pada ember A lumut menutupi seluruh permukaan kayu
|
7
|
21
|
150 Cm2
|
62 Cm2
|
Pada ember B kayu berubah menjadi hitam dan kropos
|
Catatan : Luas kayu total pada ember 150 Cm2
Ember A : Diletakan di dekat sumur
(tempat lembab) dengan pencahayaan cukup terang
Ember B : Diletakan di halaman teras
depan rumah (panas) dengan pencahayaan .
4.2 PEMBAHASAN
Menganalisis data yang di peroleh
dari penelitian
- Secara kualitatif, tempat yang lembab dan mendapat sinar matahari yang cukup menyebabkan pertumbuhan lumut semakin cepat, sedangkan pada tempat yang panas dan kering pertumbuhan lumut cenderung sedikit lambat, hal ini disebabkan karena lumut termaksuk kedalam tumbuhan epifit yang kurang cocok hidup didaerah yang tandus.
- Secara kuantitatif, Lumut adalah sekelompok vegetasi kecil yang tumbuh pada tempat lembab atau perairan dan biasanya tumbuh meluas menutupi permukaan,.setiap tempat yang bersuhu kurang 30 derajat dan lembab pasti mudah untuk di tumbuhi lumut.
Menjelaskan hasil dengan teori yang
ada
- Teori menunjukkan, bahwa tumbuhnya lumut banyak di temukan di tempat-tempat lembab atau basah karena sangat menunjang pertumbuhannya. Akan tetapi lumut tidak dapat beradaptasi dengan baik di daerah kering dan panas. Tumbuhan lumut mempunyai jenis + 25.000 species yang tesebar di seluruh permukaan bumi mulai dari daerah tropic sampai kedaerah kutub utara.
Pada umumnya struktur tubuh tumbuhan
lumut mempunya ciri –ciri sebagai berikut :
1. Bentuk tubuhnya pipih
2. Bersel banyak
3. mempunyai dinding sel yang
tersusun dari selulosa
4. Melekat pada substartnya
5. Bersifat Aututrof
6. Bentuk akar seperti benang-benang
7. Daunya terdiri atas selapis sel
yang mengandung klorofals berbentuk jala
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di atas kita
dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
Lumut ditemukan terutama di area
sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di area berpohon-pohon dan di
tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar. Beberapa bentuk
mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya. Beberapa jenis
dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal /
menghuni rawa. Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia
oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai
penyerap polutan. Tumbuhan ini juga dikenal sebagai tumbuhan perintis, mampu hidup
di lingkungan yang kurang disukai tumbuhan pada umumnya.
Perkembangan lumut secara singkat
berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan haploid, berkecambah menjadi
suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema. Protonema pada lumut
ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini terdapat
kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Jadi secara
garis besar hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang sudah ada
sebelumnya yang dikemukakan oleh para ahli.
5.2 SARAN
Karena keterbatasan informasi
dan pengetahuan tentang proses pertumbuhan lumut ditambah lagi dengan kurangnya
pemahaman tentang pembuatan laporan ilmiah, mengakibatkan terdapat sedikit
kesulitan dalam pembuatan laporan ilmiah ini. Tetapi karena keterbatasan itulah
saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.
Maka dari itu saya berharap agar
dapat lebih memahami tentang pembuatan laporan ilmiah dan juga diharapkan agar
lebih sering diadakan pelatihan pembuatan laporan ilmiah, begitupun waktu yang
dibutuhkan agar lebih di perpanjang lagi sehingga dapat dihasilkan laporan
ilmiah yang lebih baik lagi.
sumber referensi :
AFIFIDIN, ADHY PRASTYO, DKK. Dalam “http://www.slideshare.net/adhyanpilie/bab-v-menulis-laporan-ilmiah-sederhana
Artikel, 2013, Dalam “http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-laporan-ilmiah-dan.html”
Sugiarno. 2009. Dalam “ugeex.blogspot.com/2009/03/makalah-lumut.htm”
CAHYADI,
HARY. 2011, dalam “http://harycahyadi.wordpress.com/2011/09/07/contoh-laporan-ilmiah-tentang-lumut/”
Artikel, Dalam “http://m.kaskus.co.id/thread/516af3247e1243de4b000000/si-lumut-kecil-yang-bermanfaat-bagi-kehidupan-manusia-dan-alam”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar