A.
KELOMPOK
RUJUKAN
a.
Schiffman
dan Kanuk (2007)
Kelompok rujukan adalah setiap orang
atau kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atau rujukan) bagi
seseorang dalam membentuk nilai-nilai dan sikap umum atau khusus, atau pedoman khusus
bagi perilaku.
b.
Kotler
(1999)
Sebuah kelompok
referensi (rujukan) bagi seseorang adalah kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
B.
KELUARGA dan
STUDI PERILAKU KONSUMEN
Beberapa studi perilaku konsumen
berpendapat bahwa keluargalah, bukan individu yang harus menjadi unit analisis
dalam perilaku konsumen.
Apa saja keuntungan dan kerugian
penggunaan keluarga sebagai unit analisis?
Keuntungan keluarga sebagai unit
analisis ialah :
Banyak produk dibeli oleh konsumen ganda
yang bertindak sebagai unit keluarga.
Contoh :
Rumah merupakan contoh produk yang
dibeli oleh kedua pasangan, dan mungkin melibatkan anak, kakek/nenek atau
anggota lain dari keluarga besar dan mereka terlibat dalam berbagai tahap
keputusan.
Contoh lain:
Kegiatan waktu senggang bagi banyak
keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut
kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang membeli berbagai barang rumah
tangga, busana, dan makanan. Ketika pembelian dibuat oleh individu, keputrusan
pembelian individu bersangkutan mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam
keluarganya. Orang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga
mungkin bertindak sebagai individu di pasar swalayan, tetapi dipengaruhi oleh preferensi
dan kekuasaan lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin menyukai makanan dan
kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek mobil yang sama dengan
anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen
tersebut benar-benar meresap. Kerugiannya keluarga sebagai unit analisis.
C.
VARIABEL yang
MEMPENGARUHI PEMBELIAN
Menurut phillip Kotler (2003:202)
perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai
berikut:
a.
Faktor
budaya
b.
Faktor
sosial
c.
Faktor
pribadi
D.
SIKLUS KEHIDUPAN
KELUARGA dan PERILAKU PEMBELIAN
Keluarga adalah
“pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang
membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri
dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.
Keluarga berubah
bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus
kehidupan keluarga .Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak
tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam
penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di
dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus
kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.Konsep siklus hidup keluarga atau
rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk
aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan
adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga,
pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.
E.
SIKLUS KEHIDUPAN
KELUARGA TRADISIONAL
Saat ini pendefinisian keluarga secara
tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian,
perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami
perkembangan. Namun penelitian memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah
keluarga yang paling menguntungkan adalah model keluarga tradisional, dan model
yang lain dianggap sebagai deviasi dari norma ini (Carter & McGoldrick,
1999). Tahap-tahap dari siklus hidup sebuah keluarga tradisional adalah sebagai
berikut:
a. Pengalaman dari keluarga asal
b. Meninggalkan rumah
c. Tahap pra nikah
d. Tahap pasangan tanpa anak
e. Keluarga dengan anak kecil
f. Keluarga dengan anak dewasa
g. Melepas anak
h. Kehidupan usia lanjut
F.
STRUKTUR KELUARGA
dan RUMAH TANGGA yang BERUBAH
Struktur keluarga
atau rumah tangga bisa saja berubah ketika membuat keputusan untuk :
a.
Single
b.
Menikah
c.
Ukuran
keluarga
d.
Ketika
keluarga terjadi perpisahan dan
e.
Menikah
di usia lanjut
G.
METODE
PENELITIAN untuk STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Bila anda menyiapkan analisis pengaruh
keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian
besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.
a.
Kerangka Proses-Keputusan.
b.
Kategori Sturktur-Peran.
c.
Bias Pewawancaraan
d.
Seleksi Responden
H.
IMPLIKASI BAGI
STUDI PERILAKU KONSUMEN
Keluarga sangat penting dalam studi
perilaku konsumen karena dua alasan. Pertama, keluarga adalah unit pemakaian
dan pembelian untuk banyak produk konsumen. Kedua, keluarga adalah pengaruh
utama pada sikap perilaku individu.Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas
dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah, perkawin, atau adopsi dan
yang tinggal bersama. Rumah tangga berbeda dengan keluarga berdasarkan
pendeskripsian semua orang, baik yang berkerabat maupun tidak, yang menempati
suatu unit perumahan.Anggota keluarga (rumah tangga) memegang berbagai peranan
yang mencakupi penjaga pintu,pemberi pengaruh, pengambilan keputusan, pembeli
dan pemakai. Jadi pengaruh pasangan hidup, anak, atau anggota keluarga yang
lain dalam keluarga bervariasi menurut sumber daya anggota keluarga, jenis
produk, tahap dalam siklus kehidupan, dan tahap dalam keputusan pembelian.Siklus
kehidupan keluarga (SKK) meneskripsikan bagaimana keluarga berubah sepanjang
waktu. Rancangan tradisional dalam menganalisis SKK sudah diperbaharui dengan
matriks pasar konsumen dari tahap kehidupan yang menekankan pendapatan relative
suatu keluarga dalam setiap tahap. Matriks ini dibangun berdasrkan 6 tahap :
Single muda, pasangan muda, orang tua muda, keluarga separuh baya, rumah tangga
separuh baya, dan rumah tangga tua. Keluarga dan rumah tangga berubah dalam
struktur an komposisinya di antara perubahan terbaru yang penting adalah
naiknya rumah tangga single, ukuran keluarga yang lebih kecil, dan bertambahnya
jumlah orang yang bercerai dan rumah tangga dari orang yang menikah kembali.Jadi
kelompok masyarakat dan keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen.
Hal tersebut dapat kita lihat dari contoh berikut ini :
Seseorang yang bekerja di suatu
institusi tertentu mempengaruhi produk apa yang akan di beli. Misalnya,
seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan yang sudah memiliki kelas social
yang tinggi dan sudah memiliki banyak relasi, maka dia sebagai pegawai mungkin
akan membeli barang atau produk yang ber-merk yang memiliki kualitas yang baik.
Hal ini diakibatkan oleh adanya pengaruh dari kelompok masyarakat yang ada di
institusi tersebut, yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli satu
produk.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar